memahami subnetting
Assalamualalaikum wr.wb
A. PENDAHULUAN
oke bertemu lagi dengan saya kali ini saya akan membahami tentang subnetting
B. latar belakang
sekarang hari ini saya di blc kini saya akan berbincang tentang subnetting , keuntungannya subnetting , kini saya akan jelaskan !
C. Maksud dan tujuan
tujuan saya untuk bisa menggetahui subnetting
D.pembahasan
A. PENDAHULUAN
oke bertemu lagi dengan saya kali ini saya akan membahami tentang subnetting
B. latar belakang
sekarang hari ini saya di blc kini saya akan berbincang tentang subnetting , keuntungannya subnetting , kini saya akan jelaskan !
C. Maksud dan tujuan
tujuan saya untuk bisa menggetahui subnetting
D.pembahasan
Pengertian Subnetting
Subnetting adalah proses memecah jaringan / network menjadi beberapa sub network atau dalam pengertian lain menurut saya adalah menjadikan host sebagai subnet.Mengapa dibutuhkan Subnetting ?
Subnetting dibutuhkan untuk efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan. Sebagai contoh apabila pada sebuah perusahaan terdapat 120 komputer dan di perusahaan tersebut terdiri dari 4 divisi yang setiap divisinya terdapat 30 komputer. Tentu akan sangat sulit bagi administrator jaringan untuk mengelola 120 komputer yang terdapat dalam satu jaringan tunggal, untuk itulah pembagian jaringan diperlukan agar administrator jaringan dapat lebih mudah mengelola jaringan.
Keuntungan
- Mempermudah pengelolaan jaringan
- Untuk mengoktimalisasi jaringan karena tidak terpusat pada satu jaringan tunggal
- Mempermudah pengidentifikasian masalah dan mengisolasi masalah hanya pada satu subnet tertentu
Perhitungan Subnetting
Penulisan IP address umumnya adalah 192.168.1.1 tetapi pada beberapa waktu ada juga yang menulis 192.168.1.1 / 24 itu dibacanya 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 kerena /24 diambil dari penghitungan 24 bit subnet mask di tulis “1“, dengan begitu subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep inilah yang disebut CIDR (classless inter-domain routing).
Subnet mask yang digunakan untuk subnetting
| 255.128.0.0 | / 9 |
| 255.192.0.0 | / 10 |
| 255.224.0.0 | / 11 |
| 255.240.0.0 | / 12 |
| 255.248.0.0 | / 13 |
| 255.252.0.0 | / 14 |
| 255.254.0.0 | / 15 |
| 255.255.0.0 | / 16 |
| 255.255.128.0 | / 17 |
| 255.255.192.0 | / 18 |
| 255.255.224.0 | / 19 |
| 255.255.240.0 | / 20 |
| 255.255.248.0 | / 21 |
| 255.255.252.0 | / 22 |
| 255.255.254.0 | / 23 |
| 255.255.255.0 | / 24 |
| 255.255.255.128 | / 25 |
| 255.255.255.192 | / 26 |
| 255.255.255.224 | / 27 |
| 255.255.255.240 | / 28 |
| 255.255.255.248 | / 29 |
| 255.255.255.252 | / 30 |
Perhitungan pada IP kelas C
Sebagai contoh network address 192.168.1.0 /26
IP address : 192.168.1.0
Subnet mask : /26 = 255.255.255.192 (11111111.11111111.11111111.11000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet –> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir pada subnet mask (8 angka terakhir bagi yang belum tahu).
Pada contoh diatas terdapat 2 binari satu pada oktet terakhir jadi 22 = 4. Jadi jumlah subnetnya adalah 4.
2. Jumlah host per subnet –> Rumus =2y -2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 6 binari nol pada oktet terakhir jadi 26 – 2 = 62. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 62.
3. Blok subnet –> Rumus = 256 – nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir pada subnet mask adalah 192, jadi 256 – 192 = 64. Blok subnetnya adalah 0, 64, 128, dan 192.
4. Host dan broadcast yang digunakan –> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
| Subnet | 192.168.1.0 | 192.168.1.64 | 192.168.1.128 | 192.168.1.192 |
| Host pertama | 192.168.1.1 | 192.168.1.65 | 192.168.1.129 | 192.168.1.193 |
| Host terakhir | 192.168.1.62 | 192.168.1.126 | 192.168.1.190 | 192.168.1.254 |
| Broad cast | 192.168.1.63 | 192.168.1.127 | 192.168.1.191 | 192.168.1.255 |
Perhitungan pada IP kelas B
Sebagai contoh network address 175.1.0.0 /19
IP address : 175.1.0.0
Subnet mask : /19 = 255.255.224.0 (11111111.11111111.11100000.00000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet –> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada dua oktet terakhir pada subnet mask (16 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat tiga binari “1” pada dua oktet terakhir, jadi 23 = 8. Jadi jumlah subnetnya adalah 8.
2. Host per subnet –> Rumus = 2y – 2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada dua oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 13 binari “0” pada dua oktet terakhir, jadi 213 – 2 = 8190. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 8190.
3. Blok subnet –> Rumus = 256 – nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 224, jadi 256 – 224 = 32. Blok subnetnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, dan 224.
4. Host dan broadcast yang digunakan –> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
| Subnet | 175.1.0.0 | 175.1.32.0 | 175.1.192.0 | 175.1.224.0 |
| Host pertama | 175.1.0.1 | 175.1.32.1 | 175.1.192.1 | 175.1.224.1 |
| Host terakhir | 175.1.31.254 | 175.1.63.254 | 175.1.223.254 | 175.1.255.254 |
| Broad cast | 175.1.31.255 | 175.1.63.255 | 175.1.223.255 | 175.1.255.255 |
Perbedaannya dengan perhitungan IP kelas C ketika oktet terakhir sudah mencapai 255, oktet ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika sudah mencapai 255 lagi maju lagi dari 1 menjadi 2. (contoh : 175.1.0.255 –> 175.1.1.0 –>175.1.1.1)
Perhitungan pada IP kelas A
Sebagai contoh network address 72.0.0.0 /12
IP address : 72.0.0.0
Subnet mask : /12 = 255.240.0.0 (11111111.11110000.00000000.00000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet –> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari “1″ pada 3 oktet terakhir pada subnet mask (24 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat 4 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 24 = 16. Jadi jumlah subnetnya adalah 16.
2. Jumlah host per subnet –> Rumus = 2y – 2 dimana y adalah banyaknya binari “0” pada 3 oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 20 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 220 = 1.048.576. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 1.048.576.
3. Blok subnet –> Rumus = 256 – nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 240, jadi 256 – 240 = 16. Blok subnetnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, dan 240.
4. Broadcast dan host yang digunakan –> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
| Subnet | 72.0.0.0 | 72.16.0.0 | 72.224.0.0 | 72.240.0.0 |
| Host prtm | 72.0.0.1 | 72.16.0.1 | 72.224.0.1 | 72.240.0.1 |
| Host trkhr | 72.15.255.254 | 72.31.255.254 | 72.239.255.254 | 72.255.255.254 |
| Broad cast | 72.15.255.255 | 72.31.255.255 | 72.239.255.255 | 72.255.255.255 |
oke ,sekian terimakasih
sudah mengunjungi blog saya...
wassalamualaikum wr.wb
Komentar
Posting Komentar